Senin, 25 April 2011

Takut Ketabrak Kereta

Seorang nenek tampak kebingungan di depan sebuah stasiun kereta.

Di kejauhan seorang anak muda melihatnya, dan akhirnya mendekati sambil bertanya “Ada yang bisa saya bantu, Nek?”

Si Nenek bertanya “Kereta yang ke Jakarta jam berapa?”

“Oh, jam setengah empat, Nek.”

“Kalo yang ke Bandung?” Si Nenek bertanya lagi.

“Sebentar lagi, Nek jam setengah tiga…” jawab anak muda, “Emangnya mau ke mana Nek?”

Jawab Nenek, “Nggak ke mana-mana kok, mau nyebrang aja, takut ketabrak kereta.”

· · · · · · · · · ·

Anak Siapa

Pada suatu hari Tutut (anaknya Soeharto), lewat di jalan tol di Jakarta.

Penjaga Tol: “3000 rupiah.”

Bu Tutut yang emang ngak punya uang seribuan mengeluarkan uang 50 ribu rupiah langsung saja menyodorkan tuch uang.

Penjaga Tol: “Ini Bu, kembaliannya.”

Bu Tutut: “Sudah… simpan saja buat keluarga anda.”

Penjaga tol merasa senang karena menerima 47 ribu rupiah dan langsung berterima kasih kepada Tutut.

Setelah beberapa jam Tommy dateng melewati jalan tol tersebut. Karena mereka tuch anaknya Soeharto, ngak punya uang receh, Tommy mengeluarkan uang 20 ribuan.

Penjaga Tol: “Ini Pak, kembaliannya 17 ribu.”

Tommy: “Sudahlah, simpan aja buat sekolah anak anda.”

Penjaga langsung memasukkan kembalian itu ke kantongnya dan berterima kasih banyak ke Tommy.

Setelah beberapa jam Soeharto dengan mobilnya lewat jalan tol.

Soeharto mengeluarkan uang 5000 rupiah dan disodorkan ke penjaga tol. Soeharto menunggu uang kembaliannya itu dan setelah menunggu 5 menit, ditanyanya kepada penjaga tol:

Soeharto: “Lho, mana uang kembalian saya?”

Penjaga Tol: “Ah Bapak, masa uang 2000 rupiah aja dibalikin. Tadi bu Tutut dan pak Tommy lewat kembaliannya 47 ribu dan 17 ribu aja diberikan ke saya, masa Bapak yang 2000 aja minta kembalian??”

Soeharto: “Tunggu dulu mas!! Anda tau sapa Tutut dan Tommy??”

Penjaga Tol dengan cekatan menjawab: “Yach tahu Pak! Pertanyaan gampang tho, jelas Tutut dan Tommy tuh Anaknya Presiden.”

Soeharto: “Pinter kamu, tahu mereka anak Presiden. Nah sedangkan saya kan cuma Anak Petani!! Sekarang, mana kembalian saya??”

Penjaga Tol: !*#@^$%#@$$

· · · · · · · · · ·

2000 Botak Aja

Si Doni memanggil tukang cukur keliling yang kebetulan lewat depan rumahnya, ia berniat mencukur rambutnya.

Doni: “Bang! Tukang cukur, cukur sini bang!”

Tukang Cukur: “Mau cukur Don?!”

Doni: “Dipendekin berapa harganya bang?”

Tukang Cukur: “Murah cuma 3000 Don.”

Doni: “Kalau botak berapa bang?”

Tukang Cukur: “Kalau botak 2000.”

Doni: “Ya sudah kalo gitu pendekin aja bang biar rapi.”

Kemudian si tukang cukur segera mencukur rambut si Doni, setelah rapi Doni membayar tukang cukur dengan uang 5000an.

Tukang Cukur: “Wah nggak ada kembaliannya Don, ni aja baru penglaris.”

Doni: “Waduh gimana yach bang gak ada recehan nich bang…”

Sambil garuk kepala Doni berpikir, setelah lama berpikir kemudian Doni memutuskan.

Doni: “Ya udah bang, kalau gitu yang 2000 botak aja.”

Tukang Cukur: “!@@#!!!!!??”

· · · · · · · · · ·

Komentar Paijo

Paijo adalah seorang pesuruh di sebuah SMA swasta yang cukup terkenal. Suatu siang, Paijo melihat kerumunan puluhan murid dan beberapa guru di teras ruangan kelas pelajaran Fisika. Dari suara ributnya, mungkin ada kejadian luar biasa di situ. Paijo semula acuh tak acuh, namun akhirnya ia datang mendekat juga karena salah satu guru yang juga wakil kepala sekolah memanggilnya.

Setelah diusut, ternyata ada seorang siswa yang sehabis pelajaran olah raga menendang bola yang seharusnya dia bawa ke gudang. Sialnya bola tadi mengenai kaca jendela nako sampai hancur berantakan.

Dasar sekolah swasta yang sudah terbiasa berdemokrasi, tidak heran kalau guru-guru di situ memberikan komentar atas kejadian tadi. Lagi pula ini berhubungan dengan kurikulum baru yang berbasis kompetensi (KBK) di mana para siswa diharapkan tidak hanya tahu teori tapi juga harus tahu keadaan nyata dalam situasi apapun. Berikut ini adalah dialog dari beberapa guru yang ada di situ.

Wakil Kepala Sekolah: “Bagaimana pendapat atau komentar bapak-bapak guru tentang kejadian tadi ?”

Guru Fisika: “Gerakan bola tadi merupakan contoh dari gerak balistik atau gerak peluru.”

Guru Kimia: “Massa kaca sebelum dan sesudah pecah sama.”

Guru Matematika: “Lintasan bola tadi pasti merupakan kurva melengkung parabola.”

Wakil Kepala Sekolah: “Bagus sekali komentarnya. Bagaimana menurut pak Sugih?”

Pak Sugih yang guru ekonomi menjawab: “Untuk mengganti kaca yang pecah perlu biaya Rp 100.000 pak.”

Wakil Kepala Sekolah: “Itu tidak masalah, kita bisa minta ke orang tua siswa yang menendang bola tadi. Bagaimana menurut Pak Paijo ?”

Paijo kaget setengah mati karena tidak menyangka kalau akan dimintai pendapat atau komentar. Tapi untuk menjaga gengsi, lagi pula dia pernah ikut nguping waktu guru-guru ditatar KBK, Paijo memberikan komentar menurut disiplin ilmunya.

Paijo: “Kalau ditinjau dari disiplin ilmu saya pak, pecahan kaca tadi… eh… anu… menambah pekerjaan saya tapi tidak menaikkan gaji saya pak!”

Wakil Kepala Sekolah: “Pintar juga pak Paijo, ada musibah malah digunakan kesempatan untuk minta naik gaji.”

· · · · · · · · · ·

Hati-hati Waktu di WC!!!

Kemarin gue pergi ke sebuah Mall… Nongkrong sama temen2…

Entah kenapa tiba-tiba perut terasa mulas. Langsung saja gue masuk ke WC yang saat itu kebetulan sepi.

Belum semenit duduk, saya denger suara bapak-bapak berkata : “Gimana dik? baik-baik aja?” Kedengarannya dari WC sebelah.

Kaget juga, karena gue nggak biasa ngobrol sama orang yang belum dikenal, maka saya jawab aja: “Ya, baik.”

Eh, tau-tau dia nanya lagi : “Sekarang gimana, sudah terasa lega?”

Wah pertanyaan macam apa sih itu? Ada-ada saja. Baru juga nongkrong semenit, jadi gue jawab sekenanya aja… : “Lumayan Pak, untung gak ngantri…”

Dia jawab lagi : “Sama dong… tapi saya ada masalah dikit nih.”

Gue jadi mulai curiga, lalu gantian gue yang tanya : “Masalah apa, pak?”

Dia langsung jawab : “Iniii lho diajenggg… ada orang culun di WC sebelah ikut-ikutan ‘njawab pertanyaan saya, gimana kalo nanti saya telpon lagi? Ya… sampai nanti…”

· · · · · · · · · ·

This blog is assisted by Dody Rainaldo Marpaung